MATERI TROUBLESHOOTING JARINGAN KELAS
XII TKJ SMK SYAUM BULAKAMBA BREBES
2. DATA LINK LAYER
Lapisan data link
(data link layer) merupakan lapisan kedua
dari standar OSI. Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas
transmisi raw data dan mentransformasi data
tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan
transmisi. Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer
melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input
menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuat
byte).
Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindah arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame.
Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindah arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame.
1 .Masalah-masalah Rancangan Data Link Layer
Bila secara insidental pola-pola bit
ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khusus untuk menyakinkan
bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.
Terjadinya noise pada saluran data merusak frame. Dalam hal ini, perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame yang sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Duplikat frame perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya.
Masalah-masalah lainya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer –layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanime pengaturan lalu-lintas data yang harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi.
Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa menimbulkan masalah. Sehingga dengan demikian perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul disini adalah bahwa frame-frame acknowledgement yang mengalir dari A ke B bersaing saling mendahului dengan aliran dari B ke A.
Lapisan data link ini terdiri dari dua sub layer, yaitu Logical Link Control (LLC) Dan Medium Access Control (MAC). Fungsi dari LLC adalah melakukan pemeriksaan kesalahan dan menangani transmisi frame. Setiap frame merupakan sebuah paket data dan nomor urut yang di gunakan untuk memastikan pengiriman dan sebuah checksum untuk melacak data yang hilang. Sedangkan fungsi dari MAC adalah berurusan dengan mengambil dan melepaskan data dari dan ke kabel, menentukan protokol untuk akses ke kabel yang di-share di dalam sebuah LAN.
Terjadinya noise pada saluran data merusak frame. Dalam hal ini, perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame yang sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Duplikat frame perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya.
Masalah-masalah lainya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer –layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanime pengaturan lalu-lintas data yang harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi.
Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa menimbulkan masalah. Sehingga dengan demikian perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul disini adalah bahwa frame-frame acknowledgement yang mengalir dari A ke B bersaing saling mendahului dengan aliran dari B ke A.
Lapisan data link ini terdiri dari dua sub layer, yaitu Logical Link Control (LLC) Dan Medium Access Control (MAC). Fungsi dari LLC adalah melakukan pemeriksaan kesalahan dan menangani transmisi frame. Setiap frame merupakan sebuah paket data dan nomor urut yang di gunakan untuk memastikan pengiriman dan sebuah checksum untuk melacak data yang hilang. Sedangkan fungsi dari MAC adalah berurusan dengan mengambil dan melepaskan data dari dan ke kabel, menentukan protokol untuk akses ke kabel yang di-share di dalam sebuah LAN.
Sesuai dengan
keterangan yang telah disebutkan di atas,
bahwa data link layer memiliki beberapa fungsi
spesifik, diantaranya penyediaan interface layanan yang
baik bagi network layer (mengenai network
layerakan dibahas pada bab selanjutnya),
penentuan cara pengelompokan bit dari physical
layer ke dalam frame, hal hal yang
berkaitan dengan error transmisi dan pengaturan aliran frame
sehingga receiver yang lambat tidak akan terbanjiri oleh pengirim yang cepat.
1.1 Layanan yang Disediakan Bagi Network Layer
Fungsi dari data link layer adalah
menyediakan layanan bagi network layer. Layanannya yang penting adalah
pemindahan data dari network layer di komputer sumber ke network layer di
komputer yang dituju. Tugas data link layer adalah mentrasmisikan bit-bit ke
komputer yang dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network
layer(Gambar 1)
Transmisi aktual yang mengikuti
lintasan akan lebih mudah lagi jika dianggap sebagai proses dua kata link layer
yang berkomunikasi menggunakan data link protocol
Data link layer dapat dirancang
sehingga mampu bermacam-macam layanan. Layanan aktual yang ditawarkan suatu
sistem akan berbeda dengan layanan sistem yang lainnya. Tiga layanan yang
disediakan adalah sebagai berikut:
1. Layanan unacknowledged connectionsless
2. Layanan acknowledged connectionsless
3. Layanan acknowledged connection-oriented
Setiap layanan yang diberikan data link layer akan dibahas satu persatu.
1. Layanan unacknowledged connectionsless
2. Layanan acknowledged connectionsless
3. Layanan acknowledged connection-oriented
Setiap layanan yang diberikan data link layer akan dibahas satu persatu.
1.1.1 Layanan Unacknowledged Connectionsless
Layanan jenis ini
mempunyai arti dimana komputer sumber mengirimkan
sejumlah frame ke komputer lain yang
dituju dengan tidak memberikan acknowledgment
bagi diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi yang
dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. bila sebuah frame
hilang sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada
usaha untuk memperbaiki masalah tersebut di
data link layer. Jenis layanan ini cocok
bila laju error sangat rendah, sehingga
recovery bisa dilakukan oleh layer yang
lebih tinggi sebagian besar LAN menggunakan layanan
unacknowledgement connectionless pada data link layer.
1.1.2 Layanan Acknowledged Connectionless
Pada layanan jenis ini berkaitan
dengan masalah rehabilitas. Layanan ini juga tidak menggunakan koneksi, akan
tetapi setiapframe dikirim secara independen dan secara acknowledged. Dalam hal
ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirim ke komputer tujuan
telah diterima dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interfal
waktu yang telah ditentukan maka frame akan dikirimkan kembali layannan ini
akan berguna untuk saluran unreliable, seperti sistem tanpa kabel.
1.1.3 layanan Acknowledged Connection-oriented
Layanan jenis ini merupakan layanan
yang paling canggih dari semua layanan yang di sediakan data link layer bagi
network layer. Dengan layanan ini, komputer sumber dan komputer tujuan membuat
koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja
diterima. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima
benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar.
Sebaliknya dengan layanan connectionsless, mungkin saja hilangnya
acknowledgement akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali
juga. Sedangkan layanan connections-oriented menyediakan proses-proses network
layer dengan aliran bit yang bisa diandalkan.
Pada saat layanan connection oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase. Pada fase pertama koneksi ditentukan dengan membuat kedua komputer menginisiasi variabel-variabel dan countercounter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana telah diterima dan yang mana yang belum. Dlam fase kedua, satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Pada fase ketiga, koneksi dilepaskan, pembebasan variabel, buffer dan resource yang lain yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi.
Pada saat layanan connection oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase. Pada fase pertama koneksi ditentukan dengan membuat kedua komputer menginisiasi variabel-variabel dan countercounter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana telah diterima dan yang mana yang belum. Dlam fase kedua, satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Pada fase ketiga, koneksi dilepaskan, pembebasan variabel, buffer dan resource yang lain yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi.
1.2 Framming
Untuk melayani network layer, data
link layer harus menggunakan layanan yang disediakan oleh physical layer. Apa
yang dilakukan phisical layer adalah menerima aliran raw bit dan berusaha
mengirimkannya ke tujuan. Aliran bit ini tidak di jamin bebas dari error.
Jumlah bit yang diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama atau lebih banyak
dari jumlah bit yang di transmisikan dan juga bit-bit itu memiliki nilai yang
berbeda-beda. Bila diperlukan, data link layer bertanggung jawab untuk
mendeteksi dan mengoreksi error.
Pendekatan yang umum dipakai adalah data link layer memecahkan aliran bit menjadi frame-frame dan menghitung checksum setiap frame-nya. Memecahkan-mecahkan aliran bit menjadi frame-frame lebih sulit dibanding dengan apa yang di bayangkan.
Untuk memecah-mecahkan aliran bit ini, digunakan metode-metode khusus. Ada empat buah metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame, yaitu:
1. Karakter penghitung.
2. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter.
3. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit.
4. Pelanggaran pengkodean physical layer.
Setiap metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame akan dibahas satu persatu.
Pendekatan yang umum dipakai adalah data link layer memecahkan aliran bit menjadi frame-frame dan menghitung checksum setiap frame-nya. Memecahkan-mecahkan aliran bit menjadi frame-frame lebih sulit dibanding dengan apa yang di bayangkan.
Untuk memecah-mecahkan aliran bit ini, digunakan metode-metode khusus. Ada empat buah metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame, yaitu:
1. Karakter penghitung.
2. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter.
3. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit.
4. Pelanggaran pengkodean physical layer.
Setiap metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame akan dibahas satu persatu.
1.2.1. Karakter penghitung
Metode ini menggunakan sebuah field
pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter di dalam frame. ketika data
link layer pada komputer yang dituju melihat k arakter penghitung, maka data
link layer akan mengetahui jumlah karakter yang mengikutinya dan kemudian juga
akan mengetahui posisi ujung frame-nya. Teknik ini bisa dilihat pada Gambar 3
di bawah ini, dimana ada
empat buah frame yang masing-masing berukuran 5,5,8 dan 8 karakter.
empat buah frame yang masing-masing berukuran 5,5,8 dan 8 karakter.
Masalah yang akan timbul pada aliran
karakter ini apabila terjadi error transmisi. Misalnya, bila hitungan karakter
5 pada frame kedua menjadi 7 (Gambar 4), maka tempat yang dituju tidak sinkron
dan tidak akan dapat mengetahui awal frame berikutnya. Oleh karena permasalahan
ini, metode hitungan karakter sudah jarang dilakukan.
1.2.2. Pemberian karakter awal dan akhir
Metode yang kedua ini mengatasi
masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing
frame diawali dengan deretan karakter DLE, STX, ASCII, dan ETX.
Masalah yang akan terjadi pada metode ini adalah ketika data biner ditransmisikan. Karakter-karakter DLE, STK, DLE dan ETX yang terdapat pada data akan mudah sekali mengganggu framming. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat data link layer, yaitu pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat
Masalah yang akan terjadi pada metode ini adalah ketika data biner ditransmisikan. Karakter-karakter DLE, STK, DLE dan ETX yang terdapat pada data akan mudah sekali mengganggu framming. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat data link layer, yaitu pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat
sebelum karakter DLE pada data.
Teknik ini disebut character stuffing (pengisian karakter) dan cara
pengisiannya dapat dilihat pada gambar 5
1.2.2.1. Pemberian flag awal dan akhir
Teknik baru memungkinkan frame data
berisi sejumlah bit dan mengijinkan kode karakter dengan sejumlah bit per
karakter. Setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110,
yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima
buah flag yang berurutan pada data, maka data link layer secara otomatis
mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan
pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar
sebelum DLE pada data (Gambar 6)
Ketika penerima melihat lima buah
bit 1 masuk yang berurutan, yang diikuti oleh sebuah bit 0, maka penerima
secara otomatis menghapus bit 0 tersebut. Bila data pengguna berisi pola flag,
01111110, maka flag ini akan ditransmisikan kembali sebagai 0111111010 tapi
akan disimpan di memori penerima sebagai 01111110.
1.2.2.2. pelanggaran pengkodean physical layer
Metode yang terakhir hanya bisa
digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung
pengulangan. Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan
menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit 1 merupakan pasangan tinggi rendah dan
bit 0 adalah pasangan rendah-tinggi. Kombinasi pasangan tinggi-tinggi dan
rendah-rendah tidak digunakan bagi data.
1.3. Paket data
Pada saat data akan ditransmisikan,
maka data akan dibagi menjadi paket yang kecil-kecil. Hal ini dilakukan karena:
1. Jaringan tertentu hanya dapat menerima paket dengan panjang tertentu (misal ARPANET hanya mampu mengirim paket sebanyak 8063).
2. Jenis flow control tertentu akan efisien jika berita yang dikirim dibagi dalam paket-paket yang kecil (misal pada select repeat ARQ bila terjadi kerusakan data pada saat transmisi, maka transmitter hanya perlu mengirim kembali paket data tersebut)
3. Agar pengiriman jaringan tidak didominasi oleh user tertentu, karena dengan paket data maka setiap user dapat di batasi jumlah paket data yang akan dikirimkan sehingga dapat bergantian dengan user lainnya dalam memanfaatkan jaringan tersebut.
4. Paket data yang kecil hanya memerlukan buffer yang kecil pada bagian receiver.
Akan tetapi dalam melakukan pemotongan data menjadi paket data menjadi paket data, harus memperhatikan bahwa data tidak boleh dipotong terlalu kecil, karena :
1. Setiap data memerlukan bit overhead (tiap paket harus disertai dengan SYN, ADDRESS, CONTROL FIELD, CRC, FLAG, dan lain-lain). Pengiriman paketakan efisien jika bagian data lebih besar dari bit overhead.
2. Bila paket data terlalu kecil maka waktu pemrosesan yang di perlukan untuk pemrosesan sebuah paket yang besar.
Berikut ini beberapa contoh paket (frame) data dari standart IEEE 802 yang secara umum telah banyak digunakan sebagai standart paket data.
1. Format frame data standart IEEE 802.3 (Gambar 7).
1. Jaringan tertentu hanya dapat menerima paket dengan panjang tertentu (misal ARPANET hanya mampu mengirim paket sebanyak 8063).
2. Jenis flow control tertentu akan efisien jika berita yang dikirim dibagi dalam paket-paket yang kecil (misal pada select repeat ARQ bila terjadi kerusakan data pada saat transmisi, maka transmitter hanya perlu mengirim kembali paket data tersebut)
3. Agar pengiriman jaringan tidak didominasi oleh user tertentu, karena dengan paket data maka setiap user dapat di batasi jumlah paket data yang akan dikirimkan sehingga dapat bergantian dengan user lainnya dalam memanfaatkan jaringan tersebut.
4. Paket data yang kecil hanya memerlukan buffer yang kecil pada bagian receiver.
Akan tetapi dalam melakukan pemotongan data menjadi paket data menjadi paket data, harus memperhatikan bahwa data tidak boleh dipotong terlalu kecil, karena :
1. Setiap data memerlukan bit overhead (tiap paket harus disertai dengan SYN, ADDRESS, CONTROL FIELD, CRC, FLAG, dan lain-lain). Pengiriman paketakan efisien jika bagian data lebih besar dari bit overhead.
2. Bila paket data terlalu kecil maka waktu pemrosesan yang di perlukan untuk pemrosesan sebuah paket yang besar.
Berikut ini beberapa contoh paket (frame) data dari standart IEEE 802 yang secara umum telah banyak digunakan sebagai standart paket data.
1. Format frame data standart IEEE 802.3 (Gambar 7).
2. Format frame data standart IEEE 802.4 (Gambar 8).
3. Format frame data standart IEEE 802.5 (gambar 9).
1.4. Sistem penyandian bit data
Penyandian adalah proses
penggambaran dari satu set simbol menjadi set simbol yang lain. Sandi yang
digunakan tergantung dari interface atau hubungan yang dikehendaki. Sistem
penyandian yang utama dan banyak dipakai adalah:
1. American standart code for information interchange (ASCII)
2. Sandi baudot code (CCITT Alfabet no 2/Telex code)
3. Sandi 4 atau 8
4. Binary code decimal
5. EBCDIC
Pada umumnya sistem sandi ASCII merupakan standart umum yang sering dipergunakan. Pemilihan sandi tergantung pada kecepatan dan kehandalah yang di miliki.
1. American standart code for information interchange (ASCII)
2. Sandi baudot code (CCITT Alfabet no 2/Telex code)
3. Sandi 4 atau 8
4. Binary code decimal
5. EBCDIC
Pada umumnya sistem sandi ASCII merupakan standart umum yang sering dipergunakan. Pemilihan sandi tergantung pada kecepatan dan kehandalah yang di miliki.
1.4.1. American standart code for information
tnterchange (ASCII)
hampir sama dengan CCITT alfabeth no
5, ASCII merupakan sandi 7 bit, sehingga terdapat 2 pangkat 7 yang berarti ada
128 macam simbol yang dapat disandikan dengan sistem sandi ini, sedangkan bit
ke 8 merupakan bit paritas. Sandi ini dapat dikatakan yang paling banyak
dipakai sebagai standart pensiyalan pada peralatan komunikasi data. Untuk
transmisi asinkron tiap karakter disandikan dalam 10 atau 11 bit yang terdiri
dari 1 bit awal, 7 bit data, 1 bitparitas, 1 atau 2 bit akhir.
Sandi ASCII dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Sandi ASCII dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
1.4.1.1. karakter data
pada komunikasi data diadakan
pertukaran informasi antara si pengirim dan penerima. Informasi yang
dipertukaran terdiri atas dua grup baik untuk ASCII maupun EBCDIC yaitu
karakter data dan karakter kendali.
Untuk melakukan encoding dari berita yang dikirimkan, ada terminal yang hanya mengenal huruf besar saja, sehingga set untuk huruf kecil tidak di pakai. Tiap karakter mempunyai kombinasi yang unik, sehingga tidak akan terdapat salah penafsiran.
Untuk melakukan encoding dari berita yang dikirimkan, ada terminal yang hanya mengenal huruf besar saja, sehingga set untuk huruf kecil tidak di pakai. Tiap karakter mempunyai kombinasi yang unik, sehingga tidak akan terdapat salah penafsiran.
1.4.1.2. karakter kendali
karakter kendali digunakan untuk
mengendalikan transmisi data, bentuk atau format data, hubungan data dan fungsi
fisik terminal. Karakter kendali dibedakan atas:
1. transmission control berfungsi untuk membentuk paket data yang mudah di kenal dan menggendalikan transmisi data dalam media transmisi.
2. Format effectors berfungsi untuk mengendalikan tata letak fisik informasi pada print out atau tampilan layar.
3. Device control berfungsi untuk mengendalikan peralatan tambahan pada terminal.
4. Information separators berfungsi untuk mengelompokan data secara logis.
Dibawah ini akan diuraikan masing-masing karakter yang telah disebutkan di atas.
1. transmission control berfungsi untuk membentuk paket data yang mudah di kenal dan menggendalikan transmisi data dalam media transmisi.
2. Format effectors berfungsi untuk mengendalikan tata letak fisik informasi pada print out atau tampilan layar.
3. Device control berfungsi untuk mengendalikan peralatan tambahan pada terminal.
4. Information separators berfungsi untuk mengelompokan data secara logis.
Dibawah ini akan diuraikan masing-masing karakter yang telah disebutkan di atas.
4.3.1.2.1 transmission control
bentuk berita tergantung pada sitem
komunikasi yang dipilih. Isi atau informasi berita biasa biasanya disebut teks.
Kalau berita tersebut di pecah-pecah dalam blok yang lebih kecil.
Blok teks ini kemudian disalurkan melalui saluran transmisi ke tempat tujuannya. Untuk mengenali dan mengetahui apa yang harus dilakukan dengan blok data yang diterima digunakan karakter transmission control.
Karakter transmission control yang umum dikenal adalah sebagai berikut:
1. SOH (Start of header); digunakan sebagai karakter pertama yang menunjukkan bahwa karakter berikutnya adalah header.
2. STK (start of text); digunakan untuk mengakhiri header dan menunjukkan awal dari informasi atau teks.
3. ETX (End of text); digunakan untuk mengakhiri teks.
4. EOT (End of Transmission); untuk menyatakan bahwa transmisi dari teks baik satu maupun lebih telah berakhir.
5. ENQ (Enquiry); untuk meminta agar remote station mengirimkan tanggapan. Tanggapannya dapat berupa identifikasinya atau status.
6. ACK (Acknowledge); untuk memberikan tanggapan positif ke pengirim dari si penerima.
7. NACK (Negative acknowledge); merupakan tanggapan negatif dari penerima ke pengirim.
8. SYN (Synchonous); digunakan dalam transmisi sinkron untuk menjaga atau memperoleh sinkronisasi antar perlatan terminal.
9. ETB (End of Transmission Block); digunakan untuk menyatakan akhir dari blok data yang ditransmisikan, bila berita dipecah menjadi beberapa blok.
10. DLE (Data Link Escape); mengubah arti karakter berikutnya. Hanya digunakan untuk lebih mengendalikan transmisi data.
Gambar 10 dibawah ini merupakan contoh berita yang dikirimkan dalam beberapa blok.
Blok teks ini kemudian disalurkan melalui saluran transmisi ke tempat tujuannya. Untuk mengenali dan mengetahui apa yang harus dilakukan dengan blok data yang diterima digunakan karakter transmission control.
Karakter transmission control yang umum dikenal adalah sebagai berikut:
1. SOH (Start of header); digunakan sebagai karakter pertama yang menunjukkan bahwa karakter berikutnya adalah header.
2. STK (start of text); digunakan untuk mengakhiri header dan menunjukkan awal dari informasi atau teks.
3. ETX (End of text); digunakan untuk mengakhiri teks.
4. EOT (End of Transmission); untuk menyatakan bahwa transmisi dari teks baik satu maupun lebih telah berakhir.
5. ENQ (Enquiry); untuk meminta agar remote station mengirimkan tanggapan. Tanggapannya dapat berupa identifikasinya atau status.
6. ACK (Acknowledge); untuk memberikan tanggapan positif ke pengirim dari si penerima.
7. NACK (Negative acknowledge); merupakan tanggapan negatif dari penerima ke pengirim.
8. SYN (Synchonous); digunakan dalam transmisi sinkron untuk menjaga atau memperoleh sinkronisasi antar perlatan terminal.
9. ETB (End of Transmission Block); digunakan untuk menyatakan akhir dari blok data yang ditransmisikan, bila berita dipecah menjadi beberapa blok.
10. DLE (Data Link Escape); mengubah arti karakter berikutnya. Hanya digunakan untuk lebih mengendalikan transmisi data.
Gambar 10 dibawah ini merupakan contoh berita yang dikirimkan dalam beberapa blok.
Dari gambar diatas, kita bisa
melihat bahwa HEADER disini dapat berisi informasi mengenai terminal, misalnya
alamat, prioritas, tanggal dan sebagainya. Selain itu, tidak semua sistem
memerlukan ETB untuk berita yang terdiri dari beberapa
blok. Sebagian ada yang menggunakan EXT
sehingga dalam teks harus ada informasi
yang dapat digunakan untuk merangkai berita.
1.5. Format Effectors
Didalam format
effectors, simbol-simbol yang digunakan adalah sebagai
berikut.
1. BS (Back Space). Back Space dapat menyebabkan print head atau kursor mundur satu posisi.
2. HT (Horizontal Tabulation). Horizontal Tabulation digunakan untuk maju ke posisi yang telah di tentukan.
3. LF (Line Feed). Line Feed digunakan untuk maju satu baris (spasi)
4. VT (Vertical Tabulation). Vertical Tabulation digunakan untuk maju beberapa baris (spasi)
5. FF (Form Feed). Form Feed digunakan untuk maju satu halaman (halaman baru)
6. CR (Carriage Return). Carriage Return digunakan untuk print head atau kursor menuju ke awal baris.
1. BS (Back Space). Back Space dapat menyebabkan print head atau kursor mundur satu posisi.
2. HT (Horizontal Tabulation). Horizontal Tabulation digunakan untuk maju ke posisi yang telah di tentukan.
3. LF (Line Feed). Line Feed digunakan untuk maju satu baris (spasi)
4. VT (Vertical Tabulation). Vertical Tabulation digunakan untuk maju beberapa baris (spasi)
5. FF (Form Feed). Form Feed digunakan untuk maju satu halaman (halaman baru)
6. CR (Carriage Return). Carriage Return digunakan untuk print head atau kursor menuju ke awal baris.
1.5.1.. Device Control
Device Control/1
sampai devive control 4 digunakan untuk
mengendalikan fungsi fisik terminal misalnya
menghidupkan, mematikan, dan lainnya tergantung dari si perancang.
1.5.2..Informasi Separator
Secara umum
informasi disusun berdasarkan hirarkhi sebagai berikut
:
1. Unit separator (US). Unit separator digunakan untuk memisahkan tiap-tiap unit informasi.
2. Record Separator (RS). Record separator digunakan untuk memisahkan tiap record yang terdiri atas beberapa unit informasi.
3. Group Separator (GS). Group separator digunakan untuk memisahkan beberapa record yang membentuk suatu group.
4. File Separator (FS). File separator digunakan untuk memisahkan beberapa grup yang membentuk suatu file.
1. Unit separator (US). Unit separator digunakan untuk memisahkan tiap-tiap unit informasi.
2. Record Separator (RS). Record separator digunakan untuk memisahkan tiap record yang terdiri atas beberapa unit informasi.
3. Group Separator (GS). Group separator digunakan untuk memisahkan beberapa record yang membentuk suatu group.
4. File Separator (FS). File separator digunakan untuk memisahkan beberapa grup yang membentuk suatu file.
1.5.3.Sandi Baudot Code (CCITT Alf abet No 2/Telex Code)
Nama sistem sandi
ini berasal dari nama ahli teknik pos
dari Perancis yang bekerja di bidang telepon sekitar tahun 1874. Sistem sandi
ini terdiri atas 5 bit, sehingga terdapat 2 pangkal 5 sama dengan 32 macam
karakter yang dapat disandikan. Tetapi 32 macam karakter tersebut tidak cukup
untuk mewakili semua karakter alfanumerik, sehingga kode ini dibagi
menjadi dua bagian, yaitu karakter huruf
(letter character) dengan kode biner 11111
dan karakter bentuk (figure character)
dengan kode biner 11011.
Jadi untuk menyandikan huruf harus diawali dengan kode 11111 dan untuk menyandikan karakter bentuk harus diawali dengan kode 11011. Pada transmisi sinkron, satu sandi transmisi satu karakter terdiri dari 1 bit awal, 5 bit kode huruf/bentuk 5 bit data dan 1 bit akhir.
Adapun bentuk sandi baudot Code dapat dilihat pada label 4.2 berikut ini.
Jadi untuk menyandikan huruf harus diawali dengan kode 11111 dan untuk menyandikan karakter bentuk harus diawali dengan kode 11011. Pada transmisi sinkron, satu sandi transmisi satu karakter terdiri dari 1 bit awal, 5 bit kode huruf/bentuk 5 bit data dan 1 bit akhir.
Adapun bentuk sandi baudot Code dapat dilihat pada label 4.2 berikut ini.
1.5.5.Sandi 4 atau 8
Sistem sandi 4 dan 8 ini merupakan
sistem sandi yang standar dari IBM dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4
“I” dan 4 buah “0”, sehingga hanya 70
karakter yang dapat diberi sandi. Pada
transmisi sinkron, sebuah karakter dibutuhkan
10 bit, yang terdiri dari 1 bit awal, 8 bit data dan 1 bit
akhir.
1.5.6.BCD (Binary Code Decimal)
BCD merupakan sistem sandi dengan 6
bit, sehingga kombinasi yang dapat digunakan sebagai
sandi banyaknya adalah 2 pangkat 6 sama dengan 64 kombinasi.
Pada transmisi sinkron sebuah karakter dibutuhkan 9 bit, yang terdiri dari 1
bit awal, 6 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.
1.5.7. EBCDIC
EBCDIC merupakan
sistem sandi 8 bit, sehingga dapat untuk
menyandikan sebanyak 2 pangkat 8 sama dengan 256 karakter. Pada transmisi
asinkron, sebuah kaarakter dibutuhkan 11 bit,
yang terdiri dari 1 bit awal, 8
bit data, 1 bit paritas dan 1 bit
akhir. Sistem sandi ini juga merupakan sistem sandi yang umum digunakan
disamping sistem ASCII.
1.6. Penanganan Kesalahan Transmisi
Dalam komunikasi
data, baik melalui komputer atau peralatan
komunikasi lainnya, kesalahan pengiriman dan penerimaan data tak dapat
terhindarkan. Kesalahan ini mungkin saja
disebabkan oleh cross talk, gema, panas,
noise atau derau dan masih banyak
gangguan lainnya. Dalam usaha menghindari
gangguan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
tiga cara, yaitu metode echo, metode
paritas dan frame cehck.
1.6.1 Metode Echo
Metode Echo
merupakan metode yang paling sederhana dimana
pengguna komputer dapat melihat proses pertukaran data tersebut melalu layar
monitor. Dengan tampilanya semua data
Rangkuman
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level
ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan
switch layer 2 beroperasi.
Data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuat byte).
Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindah arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan kengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame.
Data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuat byte).
Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindah arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan kengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar